Jauh ke arah barat daya Pulau Jawa, menyeberangi Selat Sunda yang panjangnya kurang lebih 26 KM dari Jakarta, melintasi medan yang cukup menantang sepanjang perjalanan 12 jam. Di sanalah Kota Baturaja berada, wilayah geografis yang sebagian besar dataran tinggi dengan ditumbuhi berbagai macam pohon karet dan pohon ketapang. Kota Baturaja dengan adat istiadat serta keberadaan masyarakatnya yang majemuk, membuat aspek di bidang seni serta budaya yang mengedepankan budaya timur ini memang menjadi Kota yang makmur, aman dan sejahtera. Tanaman karet dan kopi menjadi komoditi unggulan disini, hampir sebagian besar penduduk yang berada di wilayah dataran tinggi ini mata pencaharian sehari-hari sebagai petani kopi dan petani karet, ada juga buah-buahan seperti duku, durian pisang dan lain-lain.
Namun siapa sangka di Kabupaten Ogan Komering Ulu mempunyai potensi yang sangat besar yaitu menghasilkan batu-batu mulia lokal Indonesia, Baturaja adalah kota yang menjadi tempat diketemukannya varian batu “Blue Chalcedony”. Desa Simpang Empat, Talang Ogan Kecamatan Lengkiti, kota Baturaja.
Ya... disanalah batu yang mempunyai sebutan “ Biru Langit “ ini banyak diketemukan. Blue Chalcedony begitu sebutan ilmiah dalam ilmu gemology, di daerah ini sebenarnya juga banyak sekali diketemukan varian-varian batu yang mempunyai karakteristik unik, seperti “Sarang Tawon“ yang memang banyak di temukan di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Batu “Biru Langit” sudah dikenal di era tahun 80 an, dimanapada waktu itu ada salah seorang penambang Tradisional yang bernama Kakek Kunik yang sekarang berusia hampir 100 tahun menjadi salah satu tokoh pengrajin sekaligus penemu batu “Biru Langit”. Beliau menemukan batu “Biru Langit” di daerah penambangan di desa Simpang Empat, Talang Ogan. Dan sampai sekarang generasi penurusnya adalah Sang Cucu yang baernama Saiful Sadat atau biasa disapa Bang Ipul, yang sampai saat ini masih aktif dalam melakukan penambangan di wilayah Ketapang dan memang dari situlah kualitas batu-batu “Biru Langit” banyak didapat.
Get Ready For "THE BLUES"
Batu “Biru Langit” Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu yang mempunyai arti “Secerah Langit Biru Baturaja, Sedalam Lautan Teduh” .
Polularitas batu “Biru Langit” saat ini memiliki tingkat yang sangat bagus dihati para pecinta batuan lokal di tanah air. Ada magnet yang luar biasa bagi setiap mata yang memandang kilau serta pesona warna birunya.Berbagai macam varian warna yang terdapat dalam deposit tanah di Baturaja merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Mengingat dalam proses terbentuknya suatu bongkahan batu yang dikategorikan batuan permata membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya.
Sungguh ironis apabila kita sebagai penikmat batu permata hanya memikirkan dari sisi keuntungan dalam berbisnis, sehingga kita lupa menjaga kelestarian lingkungan, padahal hal tersebut sangat penting bagi kelestarian alam dan habitatnya. Beruntunglah kita dianugerahi pemberian dari alam Indonesia yang sangat kaya akan beragam jenis serta warnanya yang seolah-olah tidak ada habisnya.
Varian “Blue Chalcedony” dari desa Simpang Empat, Talang Ogan ini secara gemologi mempunyai spesifikasi, dimana komposisi (SiO) Silicon Dioxide menjadi kandungan dasar didalam batu tersebut. Dengan tingkat kekerasan antara 6,5 – 7 skala mohs,dan secara spesifik grafitinya 2.50 – 2.64.Refractive index ( RI ) yang dimiliki 1.530 -1.540 dengan Bi – nefringecenya diatas 0.004. Maka tidak mengherankan jika batu “Biru Langit” Baturaja ini termasuk salah satu batu mulia asal Indonesia yang memiliki warna biru yang bervariasi, diantara berbagai jenis batu mulia lainnya yang juga banyak diketemukan di wilayah Nusantara ini. Warna biru yang bervariasi menjadikan tampilan batu ini punya karakter dan berciri khas. Tentunya dengan segala kelebihan yang dimiliki batu “Biru Langit” ini akan memberi kesan yang mendalam bagi para pecinta batu mulia lokal dari keluarga Chalcedony.
Tinggal bagaimana para pelaku seni batu lebih mempunyai kemampuan untuk berkreatifitas, agar keindahan batu-batu indah asal Kabupaten Ogan Komering Ulu ini senantiasa diminati siapapun juga, tidak harus kaum adam yang memakainya, tapi lebih luas lagi bisa di pakai siapapun tanpa melihat jenis kelamin, umur juga status, agar “Biru Langit” Baturja ini bisa secerah langit biru dan sedalam lautan teduh.
Batu Biru Langit Baturaja yang memiliki warna yang mempesona baik dilihat dari segi keindahan warna maupun tingkat kejernihannya. Dengan berbagai macam warna pastinya sangat sulit untuk menentukan jenis, apabila para pecinta batu “Biru Langit” Baturaja ini belum mengetahui secara jelas dalam membedakan mengenai ciri urat batu yang dimiliki batu “Biru Langit” yang bervariasi sesuai karakteristik.
Berikut beberapa penjelasan mengenai serat yang ada di dalam batu “Biru Langit” Baturaja, diantaranya:
1.Berurat Sualiman atau lebih terkenal urat genggang
2. Berurat garam atau dikenal nama Yakut untuk sebutan di Baturaja,urat ini lebih kelihatan keropos seperti splite atau kelihatan pecah uratnya.
3. Bercak kapas, yaitu seperti flek warna putih yang ada pada permukaan dalam batu.
4. Serat bubur, dimana seratnya seperti bercak bubur putih mendominasi urat dalam permukaan jenis ini.
Dari uraian tersebut, bisa menjadi bahan referensi untuk menentukan kualitas batu “Biru Langit” Baturaja dimana ciri-ciri batu yang tidak memiliki urat seperti yang dijelaskan diatas, bisa disimpulkan bahwa batu “Biru Langit” Baturaja yang berkualitas bagus.
Mengenai serat yang dimiliki batu andalan Baturaja ini mempunyai 4 ciri, diantaranya :
1.Serat Halus atau soft, dimana hampir tidak ada kelihatan serat didalam sebuah batu, walau masih ada serat sulaiman, karena memang jenis Chalcedony khususnya batu dari tanah Baturaja ini hampir semuanya memiliki serat sulaiman
atau genggang.
2. Serat kura-kura, yang mana hampir 90 % batu jenis Chalcedony memiliki serat kura-kura saat di senter atau disaat kena bias cahaya dari bawah.
3.Serat sisik udang, jenis serat yang satu ini ada namun tidak semua batu “Biru Langit” Baturaja memilikinya.
4. Serat Awan, dimana serat ini lebih halus dari serat kura-kura.
Rough "The Blues"
Jenis bahan-bahan “Biru Langit” ini cukup bervariasi, ada bongkahan yang berukuran 30 gram atau sebesar jari kelingking, hingga ukuran yang besar yang beratnya sampai 1,5 kg. Namun untuk kualiitas yang bagus biasanya bahan yang didapat tunggal dan berduri, dengan ukuran sebesar jempol tangan orang dewasa, sampai sebesar lengan anak kecil. Nah... dari berbagai ukuran yang ditemukan itu biasanya yang akan mendapat kualitas bagus yang besarnya sejempol tangan orang dewasa dengan ciri fisik kulit duri, akan tetapi untuk bisa mendapatkan bahan seperti itu tidak mudah dan cendrung jarang, yang banyak justru bentuk lempengan dan bongkahan-bongkahan yang sebesar tempurung batok kelapa.
Dikarenakan untuk mendapatkan bahan dengan kualitas bagus pada saat sekarang ini tentunya paling sulit untuk didapatkan, semua itu tergantung dengan adanya keberuntungan yang menjadi faktor penentu. Ya... mungkin boleh dikatakan “Hukum Alam” yang akan menentukan. Terutama dari niat serta ketulusan hati para penambang dalam menggali untuk menemukan batu “Biru Langit” Baturaja dengan kualitas super. Tak salah jika harga dipasaran “Biru Langit” Baturaja ini lumayan mahal, dikarenakan dalam proses pencarian, para penambang mengakui sudah sangat sulit untuk diketemukan.
Dalam membedakan mengenai penamaan Batu “Biru Langit” ini bisa dibedakan dalam beberapa keterangan dibawah ini yang secara warna hampir mendekati kesamaan batu “Biru Langit” dibedakan menjadi 5 macam. Dari kelima perbedaan warna ini semua masih varian batu Blue Chalcedony. Kelima jenis penamaan batu “Biru Langit” tersebut diantaranya :
1. Biru Spirtus, dimana warna tampilan batu ini menyerupai warna spirtus yang jenis ini menjadi warna favorit bagi para pecinta seni batu di Baturaja.
2.Warna Blau, dimana ciri warna pada jenis ini lebih muda birunya, dengan warna bias agak putih, jenis ini biasanya mempunyai luster atau klep airnya main.
3.Warna Biru Langit, jenis ini cenderung warna yang ditampilkan lebih ke arah biru laut yang cerah dan sedikit mempunyai luster atau yang mempunyai klep air.
4.Warna Tinta, dimana tampilan jenis ini agak gelap warna birunya, ada warna kemerahan yang membias bila dilihat dari bawah.
5.Lavender, jenis yang satu ini lebih mempunyai karakteristik warna ungu dan cenderung agak ngedof secara visual. Untuk jenis bagusnya yang mempunyai luster atau yang mempunyai klep air.
Berbagai Macam Varian Warna Baturaja
Ada yang harus diketahui tentang keanekaragaman warna jenis batu blue chalcedony, batu jenis satu ini hampir ditemukan dalam keberadaannya di seluruh wilayah Indonesia. Namun dalam penyebutan nama istilah terkadang tidak sama antara satu daerah dengan daerah lain. Ini bukti bahwa budaya yang sangat majemuk dimiliki bangsa ini semajemuk yang diketemukan Indonesia.
Istilah batu anggur yang selama ini melekat pada masyarakat Indonesia sebenarnya adalah varian chalcedony, namun penyebutan ada yang berbeda. Berikut beberapa penamaan batu yang kita kenal selama ini :
Sunkis Baturaja yang memiliki tampilan visual seperti warna kulit jeruk sunkis, dengan warna kuning semu orange.Akik darah yang secara visual dominan berwarna merah diseluruh permukaan batu.Anggur Baturaja yang secara visual tampilan warna batu ini kearah warna milky, semi putih transparan. Jenis warna batu ini hampir semua tempat penghasil batu mudah di jumpai. Sunkis baturaja yang mempunyai fenomena mata kucing atau cat eyes. Biasanya jenis batu ini banyak diminati walaupun barangnya sulit didapatkan. Sehingga kalaupun dapat ditemukan biasanya nilai harga dari batu ini sudah dibilang tinggi.Biru spirtus, tampilan warna visualnya benar-benar menyerupai warna spirtus, jenis warna inilah yang sangat diminati dan menjadi unggulan "Biru Langit Baturaja" karena tingkat kesulitan menemukan bahan jenis warna ini yang tingkat kesulitan menemukan bahan jenis warna ini yang membuat para pecinta batu sangat mendambakannya. Mengenai harga pastinya lebih tinggi jenis batu spirtus ini.Lavender yang mana tampilan warna ungu mendominasi. Jenis yang satu ini biasanya ukuran yang didapat dari pengembangan lebih besar daripada jenis spirtus. Sehingga dalam praktek pembuatan perhiasan seperti untuk batu cincin, liontin bahkan gesper bisa maksimal besarnya.
Untuk menentukan pilihan warna yangs sesuai dengan pilihan hati tentunya semua tergantung selera para gemslover semua, karena selera setiap orang pasti tidak sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar